free hit counter code 10 Film Marvel yang Batal Digarap Sebelum Era MCU! – soka sardar

10 Film Marvel yang Batal Digarap Sebelum Era MCU!

Marvel telah lama menjadi bagian dari industri perfilman, tetapi sebelum Marvel Cinematic Universe (MCU) terbentuk, ada banyak proyek film superhero mereka yang direncanakan namun akhirnya gagal diproduksi. Film apa saja? Nah Geeks, berikut ini adalah 10 film Marvel yang dibatalkan sebelum era MCU!

Spider-Man versi James Cameron

Pada awal tahun 1990-an, James Cameron sempat mengembangkan proyek film Spider-Man yang berbeda dari versi yang akhirnya dibuat oleh Sam Raimi. Cameron memiliki visi yang unik terhadap karakter ini dan ingin menampilkan cerita yang lebih gelap dan realistis, dan kabarnya akan dibintangi oleh Leonardo DiCaprio. Naskah awalnya melibatkan karakter Peter Parker sebagai seorang mahasiswa yang mendapatkan kekuatan laba-laba, sementara musuh utamanya adalah Doctor Octopus. Cameron bahkan mengembangkan beberapa konsep baru, seperti kemampuan Peter Parker untuk memproduksi jaring secara biologis, yang kemudian diadaptasi ke dalam film Spider-Man (2002).

Seiring berjalannya waktu, proyek ini mengalami berbagai kendala yang membuatnya semakin sulit untuk direalisasikan. Salah satu alasan utama kegagalan proyek ini adalah konflik hak cipta antara Marvel dan beberapa studio film yang memiliki lisensi atas karakter Spider-Man. Cameron juga menambahkan elemen-elemen kontroversial, seperti adegan di mana Peter Parker menggunakan tarian ala laba-laba untuk menarik perhatian Mary Jane, yang dianggap terlalu aneh untuk film superhero.

Pada akhirnya, film ini tidak pernah dibuat, dan hak adaptasi Spider-Man jatuh ke tangan Sony Pictures, yang kemudian bekerja sama dengan sutradara Sam Raimi untuk mengembangkan versi yang lebih sesuai dengan ekspektasi penonton. Meskipun proyek Cameron tidak pernah terwujud, banyak elemen dari naskahnya yang tetap menginspirasi film-film Spider-Man selanjutnya.

Wolverine & The X-Men

Sebelum film X-Men dirilis oleh 20th Century Fox pada tahun 2000, Marvel sempat mencoba mengembangkan film live-action untuk tim mutan ini pada akhir 1980-an. Dengan popularitas besar dari komik X-Men serta serial animasi X-Men: The Animated Series, Marvel melihat peluang untuk menghadirkan kelompok superhero ini ke layar lebar. Proyek ini diberi judul Wolverine & The X-Men dan rencananya akan berfokus pada perjalanan Wolverine dalam menghadapi konflik dengan berbagai mutan lain.

Bob Hoskins awalnya dipertimbangkan untuk berperan sebagai Wolverine, sementara Angela Bassett direncanakan untuk memerankan Storm. Film ini bahkan sempat menarik perhatian James Cameron, yang ingin memproduseri proyek ini bersama istrinya saat itu, Kathryn Bigelow. Sayangnya, proses pengembangan tidak berjalan dengan baik karena banyaknya perbedaan visi antara tim produksi dengan studio yang memegang hak adaptasi X-Men.

Pada akhirnya, proyek ini terhenti dan lisensi film X-Men jatuh ke tangan Fox Studios, yang kemudian merilis film X-Men pada tahun 2000 dengan Hugh Jackman sebagai Wolverine. Meskipun film Wolverine & The X-Men tidak pernah terealisasi, konsepnya tetap menjadi dasar bagi pengembangan film-film X-Men yang sukses di dekade berikutnya.

Iron Man dengan Tom Cruise

Jauh sebelum Robert Downey Jr. ditetapkan sebagai pemeran Tony Stark di MCU, aktor Tom Cruise pernah hampir memerankan karakter tersebut dalam proyek yang dikembangkan pada akhir 1990-an. Cruise menunjukkan ketertarikannya terhadap peran ini dan bahkan mempertimbangkan untuk memproduksi filmnya sendiri. Naskah awal yang ditulis oleh Stan Lee dan Jeff Vintar menampilkan Tony Stark yang mengembangkan armor Iron Man dalam upaya menyelamatkan diri dari para penculiknya, dengan M.O.D.O.K. sebagai musuh utama.

Namun, Tom Cruise akhirnya mengundurkan diri dari proyek ini karena merasa tidak puas dengan naskah dan arah cerita yang dikembangkan. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa karakter Iron Man, yang saat itu bukan superhero populer seperti Spider-Man atau X-Men, tidak akan menarik perhatian penonton di bioskop. Pada akhirnya, proyek ini pun terhenti tanpa ada kejelasan apakah akan dilanjutkan.

Baru pada tahun 2008, Marvel Studios akhirnya mengembangkan film Iron Man yang disutradarai oleh Jon Favreau dan dibintangi oleh Robert Downey Jr. Keputusan ini terbukti tepat, karena film tersebut berhasil menjadi fondasi utama bagi terbentuknya MCU dan menjadikan Iron Man sebagai salah satu superhero paling populer sepanjang masa.

Thor oleh Sam Raimi

Sebelum sukses dengan trilogi Spider-Man, Sam Raimi pernah ditawari kesempatan untuk mengarahkan film Thor pada awal 1990-an. Stan Lee, yang sangat terkesan dengan film Darkman garapan Raimi, mendekatinya untuk mengembangkan adaptasi live-action dari kisah Dewa Petir Marvel ini. Raimi bersama Lee mulai mengembangkan konsep film dan menyusun naskah awal yang bertujuan untuk menghadirkan kisah epik Asgardian ke layar lebar.

Sayangnya, proyek ini menghadapi penolakan dari pihak studio. Eksekutif di 20th Century Fox yang kala itu mempertimbangkan proyek Thor menganggap bahwa film superhero tidak memiliki pasar yang kuat dan tidak layak untuk dikerjakan. Mereka skeptis terhadap potensi film bertema mitologi yang dikombinasikan dengan elemen superhero. Akibatnya, proyek ini tidak pernah mendapatkan lampu hijau, dan Sam Raimi pun beralih ke proyek lain.

Beberapa dekade kemudian, Marvel Studios akhirnya merealisasikan Thor ke dalam MCU dengan Chris Hemsworth sebagai pemeran utama. Meskipun Sam Raimi tidak terlibat dalam film Thor, ia akhirnya kembali ke dunia Marvel dengan mengarahkan Doctor Strange in the Multiverse of Madness pada tahun 2022. Jika proyek Thor versi Raimi benar-benar terwujud, mungkin dunia sinema superhero akan memiliki interpretasi yang sangat berbeda dari karakter ini.

Black Panther dengan Wesley Snipes

Pada 1990-an, Wesley Snipes, yang kemudian dikenal sebagai pemeran Blade, sangat berambisi untuk membawa Black Panther ke layar lebar. Sebagai penggemar berat karakter ini sejak kecil, Snipes ingin memproduksi sekaligus membintangi film yang menampilkan kerajaan Wakanda dan kisah kepahlawanan T’Challa. Proyek ini sudah mulai dikembangkan dengan beberapa penulis naskah mencoba merancang cerita yang bisa diterima oleh studio.

Sayangnya, berbagai tantangan muncul selama pengembangan. Salah satu kendala utama adalah kurangnya pemahaman dari eksekutif Hollywood terhadap karakter Black Panther. Beberapa studio bahkan salah mengira bahwa nama Black Panther berkaitan dengan gerakan politik Black Panther Party dari era 1960-an, sehingga mereka merasa ragu untuk membiayai proyek ini. Selain itu, keterbatasan teknologi efek visual pada saat itu membuat sulit untuk mewujudkan dunia futuristik Wakanda dengan kualitas yang layak.

Karena berbagai hambatan tersebut, proyek Black Panther versi Wesley Snipes akhirnya dibatalkan. Butuh waktu hampir dua dekade sebelum film Black Panther akhirnya direalisasikan oleh Marvel Studios pada tahun 2018, dengan Chadwick Boseman sebagai pemeran utama. Film ini meraih kesuksesan besar dan menjadi salah satu film superhero terpenting dalam sejarah, membuktikan bahwa karakter ini memang memiliki daya tarik yang luar biasa.

Doctor Strange oleh Wes Craven

Sebelum Doctor Strange diperkenalkan ke MCU, Marvel sempat mencoba membawa karakter ini ke layar lebar dengan pendekatan yang lebih bernuansa horor. Pada awal 1990-an, Wes Craven, sutradara terkenal di genre horor yang dikenal lewat A Nightmare on Elm Street, sempat direncanakan untuk mengarahkan film Doctor Strange. Konsep awalnya mengusung elemen supernatural yang lebih kuat, dengan pengaruh besar dari dunia horor klasik.

Marvel bekerja sama dengan penulis Alex Cox untuk mengembangkan naskah, dengan harapan bahwa Craven bisa menghadirkan kisah Doctor Strange yang lebih gelap dan penuh misteri. Namun, proyek ini menghadapi banyak kendala, termasuk perselisihan hak cipta serta ketidakpastian dari studio yang merasa ragu apakah film dengan tema mistik seperti ini bisa menarik penonton. Akhirnya, proyek ini tidak pernah terealisasi dan Wes Craven pun melanjutkan karirnya dengan mengembangkan proyek-proyek horor lainnya.

Butuh waktu lebih dari dua dekade sebelum Doctor Strange akhirnya dibuat sebagai bagian dari MCU. Pada tahun 2016, film Doctor Strange yang disutradarai oleh Scott Derrickson sukses besar, dan meskipun memiliki elemen mistik yang kuat, film ini tetap mengikuti formula film superhero modern. Dengan gaya khas Wes Craven, versi Doctor Strange yang batal dibuat ini mungkin bisa menghadirkan sesuatu yang sangat berbeda dari yang kita kenal sekarang.

Luke Cage oleh Quentin Tarantino

film marvel

Quentin Tarantino hampir mengarahkan film Luke Cage di tahun 90an, sebelum akhirnya memilih untuk mengerjakan proyek lain. Sebagai penggemar berat komik, Tarantino sangat tertarik untuk mengadaptasi kisah pahlawan jalanan Marvel yang dikenal dengan kekuatan super dan kulit yang tahan peluru ini. Ia bahkan memiliki visi untuk membawa elemen Blaxploitation khas tahun 70-an ke dalam film tersebut, memberikan nuansa yang lebih unik dan otentik.

Laurence Fishburne awalnya menjadi pilihan utama Tarantino untuk memerankan Luke Cage, karena sang sutradara yakin bahwa aktor ini bisa menangkap esensi karakter dengan sempurna. Namun, saat gagasan ini mulai berkembang, banyak pihak di sekitar Tarantino justru meragukan keputusan ini. Beberapa orang berpendapat bahwa Fishburne kurang cocok secara fisik untuk memerankan karakter yang seharusnya memiliki tubuh kekar dan postur seperti petarung jalanan. Perbedaan pendapat ini menjadi salah satu faktor utama yang membuat proyek ini gagal berlanjut.

Pada akhirnya, Tarantino memilih untuk mengerjakan proyek Pulp Fiction, yang kemudian menjadi salah satu film paling berpengaruh dalam sejarah perfilman. Sementara itu, karakter Luke Cage baru mendapatkan kesempatan tampil dalam format live-action melalui serial Netflix Luke Cage (2016) yang dibintangi oleh Mike Colter. Jika proyek Tarantino benar-benar terealisasi, film ini mungkin akan memberikan sentuhan yang lebih unik dan artistik dibandingkan adaptasi yang akhirnya dibuat.

Venom oleh David S. Goyer

film marvel

Jauh sebelum Venom dirilis sebagai film solo pada tahun 2018 oleh Sony Pictures, ide untuk mengadaptasi karakter ini sudah ada sejak akhir 1990-an. David S. Goyer, penulis naskah yang terkenal dengan karyanya dalam trilogi The Dark Knight, sempat menulis skrip untuk film Venom pada tahun 1997. Proyek ini dimaksudkan untuk menjadi spin-off dari film Spider-Man, meskipun saat itu Spider-Man sendiri belum memiliki film layar lebar.

Salah satu aspek paling menarik dari proyek ini adalah pemilihan Dolph Lundgren sebagai pemeran utama. Lundgren, yang dikenal lewat film aksi seperti Rocky IV dan Universal Soldier, dipertimbangkan untuk memerankan Eddie Brock alias Venom. Namun, naskah yang dikembangkan oleh Goyer membuat beberapa perubahan besar pada karakter Venom, termasuk asal-usulnya yang kini berasal dari planet penuh laba-laba alien.

Proyek ini pada akhirnya terhenti karena berbagai alasan, termasuk ketidakjelasan hak karakter Spider-Man di layar lebar. Karakter Venom akhirnya diperkenalkan dalam Spider-Man 3 (2007), meskipun interpretasi ini kurang diterima oleh penggemar. Baru pada tahun 2018, Venom mendapatkan film solonya sendiri yang dibintangi oleh Tom Hardy dan sukses besar di box office, meskipun memiliki alur cerita yang berbeda dari konsep awal Goyer.

Namor the Sub-Mariner oleh Philip Kaufman

film marvel

Namor adalah salah satu karakter tertua dalam sejarah Marvel, dan pada tahun 1990-an, sutradara Philip Kaufman hampir membawa pahlawan Atlantis ini ke layar lebar. Kaufman, yang terkenal dengan karyanya di The Right Stuff, ingin menghadirkan film Namor the Sub-Mariner dengan nuansa petualangan epik yang memadukan mitologi bawah laut dengan elemen fiksi ilmiah.

Marvel memberikan hak produksi kepada Kaufman, tetapi sang sutradara menginginkan Sam Hamm, penulis naskah Batman (1989), untuk mengembangkan cerita film ini. Sayangnya, berbagai kendala mulai bermunculan, termasuk kesulitan dalam menggambarkan dunia bawah laut secara realistis dengan teknologi efek visual yang masih terbatas pada saat itu. Selain itu, studio juga tidak yakin apakah film tentang pahlawan dari Atlantis bisa menarik minat penonton mainstream.

Karena berbagai hambatan tersebut, proyek ini akhirnya dibatalkan. Namor baru muncul di MCU dalam Black Panther: Wakanda Forever (2022), dengan perubahan signifikan dalam latar belakangnya yang kini terinspirasi dari budaya Mesoamerika. Jika film versi Kaufman benar-benar terealisasi, mungkin kita akan melihat versi Namor yang lebih dekat dengan cerita aslinya dalam komik.

Silver Surfer oleh Andrew Kevin Walker

film marvel

Di akhir era tahun 1980-an, seorang mahasiswa film yang merupakan penggemar berat Marvel mendekati perusahaan tersebut dengan ide untuk membuat film Silver Surfer. Ia bahkan membuat video konsep CGI pendek sebagai bukti bahwa karakter ini bisa diwujudkan dalam efek visual modern. Marvel awalnya tertarik dengan gagasan tersebut dan mulai mengembangkan proyek bersama Andrew Kevin Walker, penulis naskah Se7en.

Film ini direncanakan sebagai proyek CGI penuh, sesuatu yang sangat ambisius untuk era tersebut. Sayangnya, tantangan teknologi menjadi penghalang utama bagi pengembangannya. Efek visual di akhir 1980-an masih jauh dari cukup untuk menggambarkan dunia kosmik Silver Surfer secara realistis. Studio akhirnya merasa bahwa proyek ini akan terlalu mahal dan terlalu sulit untuk dibuat dengan teknologi yang tersedia saat itu.

Setelah bertahun-tahun dalam ketidakjelasan, Silver Surfer akhirnya muncul dalam Fantastic Four: Rise of the Silver Surfer (2007). Namun, film tersebut kurang berhasil di pasaran dan membuat karakter ini kembali tenggelam dalam katalog Marvel. Jika proyek awal benar-benar terwujud, mungkin kita akan mendapatkan film Silver Surfer yang lebih inovatif dan berpengaruh dalam dunia perfilman superhero.

Itulah 10 film Marvel yang gagal diproduksi sebelum era MCU dimulai. Setiap proyek ini memiliki potensi besar, tetapi karena berbagai kendala, mereka tidak pernah berhasil mencapai layar lebar.

Artikel 10 Film Marvel yang Batal Digarap Sebelum Era MCU! pertama kali tampil pada Greenscene.

About admin